Pulau Rottnest merupakan pulau berpantai indah yang menjadi destinasi wisata populer di Australia Barat. Negara bagian Australia Barat sendiri tergolong ramai dikunjungi turis asal Indonesia mengingat jaraknya yang tidak terlalu jauh.
Dari Indonesia, Perth bisa dicapai menggunakan direct flight dari Jakarta dan Bali. Penerbangan sekitar empat jam tersebut bisa ditempuh baik menggunakan maskapai full service maupun budget airline.
Dari Perth, saya menggunakan kapal feri untuk menuju ke Rottnest Island. Ada tiga titik keberangkatan kapal dari Perth, yakni di dermaga B Shed Fremantle, Northport Fremantle, dan Barrack Street yang berlokasi di area perkotaan Perth. Perjalanan kapal feri menuju ke Rottnest Island memakan waktu sekitar 30 menit.
Berdasarkan website Rottnest Express, harga tiket kapal feri pulang-pergi untuk penumpang dewasa dikenai harga AU$ 70. Sedangkan untuk anak di bawah 12 tahun mendapatkan tiket gratis. Harga yang pantas untuk sebuah pulau cantik berjarak 19 km dari garis pantai Perth. Saya yang berstatus sebagai mahasiswa mendapat diskon sehingga eligible untuk membeli tiket kelas concession.
Eksplorasi Pulau Rottnest
Australia memiliki tipikal pantai dengan pasir putih dan air laut biru turquoise yang begitu memanjakan mata. Saya menemukan pemandangan serupa di Rottnest Island. Bedanya, pantai di pulau ini terasa eksklusif karena jauh dari keramaian.
Saya mengalokasikan satu hari penuh saat mengunjungi Rottnest Island. Jadi, saya berangkat dengan kapal feri pagi dan pulang menggunakan kapal feri sore. Namun, tidak sedikit turis yang memilih untuk bermalam di pulau ini.
Seperti area wisata lain di Australia, di sini saya menemukan infrastruktur pendukung yang lengkap. Sebut saja fasilitas teropong gratis di area lookout, jalur setapak di pantai, museum gratis, hingga toko cinderamata. Spot wisata di Rottnest Island memang tersebar di seantero pulau, namun pemerintah Australia sudah menyediakan opsi kendaraan publik yang memadai.
Saya perlu memperhatikan jadwal operasional bus kota yang tersedia. Semua informasinya tersedia di internet. Seperti negara maju pada umumnya, transportasi publik di Australia tergolong tepat waktu. Jangan sampai saya ketinggalan jadwal bus terakhir karena terlalu asyik bermain air di pantai.
Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mendaftar paket bus wisata. Ini menjadi solusi yang baik karena saya hanya mengagendakan satu hari perjalanan di Rottnest Island. Harga paket bus wisata sendiri memang setara dengan tiket kapal feri, namun manajemen waktunya jauh lebih efisien.
Mereka juga menyiapkan tour guide, sehingga saya bisa memahami objek wisata secara mendalam. Setiap paket tur memiliki itinerary sendiri, salah satu contohnya seperti ini. Saya tidak perlu pusing membawa bekal karena paket tur sudah include makan siang, meski sekadar sandwich.
Saya sudah menyiapkan kamera, sunglasses, dan sepatu yang nyaman. Rottnest Island menawarkan beragam spot yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa lokasi yang terkenal adalah Salmon Bay, Pinky Beach, Wadjemup Lighthouse (mercusuar), dan The Basin.
Pinky Beach bisa dijangkau dengan berjalan kaki sekitar 20 menit dari pusat kota Rottnest Island di Thompson Bay. Selain pasir yang lembut dan empuk, ombak di pantai ini juga tenang. Sehingga, Pinky Beach cocok dipakai untuk snorkeling. Objek fotonya juga lengkap karena ada Bathurst Lighthouse di latar belakang.
Bagi penyuka olahraga sepeda, tentu akan puas menjelajahi Rottnest Island. Akses jalan di pulau ini mulus dan hanya diisi oleh bus kota atau bus wisata yang sesekali melintas. Wadjemup Lighthouse bisa menjadi tujuan bersepeda yang ideal. Jalan menuju ke mercusuar yang sedikit mendaki akan memberi kepuasan tersendiri.
Ada 150 anak tangga di Wadjemup Lighthouse sebelum pengunjung bisa menikmati pemandangan Rottnest Island dari ketinggian. Lokasi mercusuar berada di tengah pulau, jadi horizon Rottnest Island bisa direkam sejauh 360 derajat.
Harus diakui, tempat wisata di Australia sangat cocok bagi mereka yang menyukai sisi sejarah. Beberapa tempat bahkan memiliki volunteer yang sekaligus merangkap sebagai tour guide, termasuk di Wadjemup Lighthouse. Mereka bertugas untuk memandu dan menjelaskan serba-serbi objek wisata.
Untuk mendalami sejarah pulau ini secara lengkap, tentu Rottnest Island Museum adalah tempat yang paling tepat. Museum ini memang ukurannya relatif kecil, tetapi tetap mampu memberikan banyak informasi mengenai sejarah Rottnest Island. Saya hanya perlu memberi donasi gold coin (koin AU$1-2) sebagai pengganti tiket masuk.
Selain menawarkan keindahan wisata alam, Rottnest Island juga memiliki satu satwa lokal yang fotogenik, yakni quokka. Wisatawan dari berbagai belahan dunia memburu foto selfie bersama quokka karena wajah hewan ini selalu nampak tertawa dan bahagia. Quokka berwujud seperti hamster seukuran dua kepalan tangan dan mudah ditemukan berkeliaran di hampir seluruh area pulau.
Quokka hanya ditemukan di Rottnest Island. Pemerintah Australia melarang hewan ini untuk dipelihara dan tetap menjaganya untuk hidup secara liar. Meski terkesan liar, Quokka tergolong hewan yang ramah pada manusia. Mereka tidak ragu untuk mendekati kita, apalagi kalau dipancing menggunakan makanan daun.
Banyak alasan untuk mengunjungi Rottnest Island di Australia Barat. Mulai dari pantai, mercusuar, bersepeda, hingga berfoto bersama Quokka. Jarak Australia Barat yang relatif dekat dengan Indonesia tentu menjadi nilai tambah. Jadi, kapan kita jalan-jalan? (rh)
- Artikel kiriman dari kontributor.
- Mau share juga pengalaman kamu jalan-jalan di Australia? Kirim saja email ke kami: info@ostrali.com.